Mengalami stres terus-menerus di tempat kerja dapat menyebabkan burnout. Saat mengalami burnout artinya Anda mengalami kelelahan yang parah, di mana tidak hanya fisik saja yang merasa lelah, namun Anda juga bisa merasa hampa serta tidak mampu menghadapi kehidupan sehari-hari dengan baik.
Gejala burnout bisa menyerang kondisi fisik maupun mental, dapat melibatkan rasa berkurangnya pencapaian dan kehilangan identitas pribadi. Kenali tanda-tanda fisik yang bisa timbul dari burnout.
Kenali Gejala Fisik Burnout
Gejala burnout bisa menimbulkan manifestasi fisik pada seseorang, di antaranya:
Masalah tidur
Saat mengalami burnout Anda bisa cenderung mengalami kesulitan tidur atau penurunan kualitas tidur. Masalah tidur menjadi salah satu tanda yang bisa diamati pada orang-orang yang mengalami burnout. Burnout bisa menyebabkan pikiran terus-menerus terfokus pada stres dan tekanan yang dialami, dan baik disadari atau tidak, masalah terkait tidur bisa timbul pada orang-orang yang setres atau kewalahan secara emosional.
Kesulitan tidur bukan hanya tanda awal burnout, namun juga dapat memperparah gejalanya. Anda sangat mungkin merasa makin lelah dan tidak produktif di siang hari karenanya, membuat burnout yang dirasakan menjadi semakin berat.
Baca Juga: Tanda-Tanda yang Bisa Diamati Bila Mengalami Gangguan Tidur
Nyeri di tubuh
Sakit kepala dan sakit perut yang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas bisa saja merupakan tanda-tanda dari burnout. Burnout dapat memengaruhi kesehatan fisik seseorang dan dapat membuat mereka merasakan gejala seperti sakit kepala, sakit perut, atau masalah pencernaan lainnya.
Rasa sakit pada kepala bisa timbul berulang, dan sakit kepala terkait burnout diduga timbul karena stres psikologis yang dirasakan. Masalah pencernaan seperti sakit perut, mual, diarea, sembelit atau kembung juga bisa cenderung muncul saat Anda sedang stres.
Kenaikan berat badan
Burnout yang berkepanjangan dapat memicu perilaku yang tidak sehat, membuat Anda cenderung kehilangan minat untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga. Selain itu, kebiasaan makan juga dapat meningkat. Kombinasi hal-hal ini bisa menurunkan jumlah kalori yang terbakar dan memicu kenaikan berat badan.
Stres dalam waktu lama juga dapat memicu produksi hormon kortisol yang tinggi. Kadar hormon kortisol yang tinggi dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat Anda cenderung mengonsumsi makanan yang sehat atau tidak perlu. Oleh karena itu, berat badan dengan mudah akan naik.
Baca Juga: Tips Mengelola Stres Agar Tetap Betah di Tempat Kerja
Keluhan pencernaan
Saat mengalami stres kronis, sistem pencernaan juga terpengaruh. Stres memicu peradangan dalam saluran cerna dan mengganggu keseimbangan bakteri sehat di dalam usus.
Gangguan pencernaan yang disebabkan stres kronis ditandai dengan sakit perut, kembung, mual, muntah, diare atau sembelit. Anda juga rentan terhadap penyakit pencernaan seperti tukak lambung atau sindrom iritasi usus.
Mengelola stres di tempat kerja adalah cara terbaik untuk mencegah burnout. Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi seimbang, makan di waktu yang teratur, berolahraga serta tidur yang cukup. Untuk mengatasi gejala yang menyertai, Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di ponsel Anda.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma